Sabtu, 26 Januari 2008

Tentang Perempuan yang Kulukai...

Tak banyak perempuan yang hadir dalam hidupku dengan label 'cinta'. Aku memang bukan orang yang mudah jatuh cinta ataupun mudah melupakan cinta. Bukannya menyombongkan diri sebagai pria setia, tapi jujur saja, butuh lebih dari sekedar cantik agar bisa menyusup mengisi rongga kosong ini. Lagipula, aku hanya lelaki biasa, tanpa keistimewaan apapun, baik dari segi fisik maupun kepribadian. Jadi aku pikir tak ada seorang pun cewek cantik yang akan bersusah-susah berusaha menyusup ke dalam. . . <>

Perempuan memiliki arti yang dalam, tak hanya bagi aku sebagai seorang pria, namun juga bagi diriku sebagai manusia, makhluk sosial, maupun diriku sebagai individu. Keluarga besarku, yang terdiri dari sepuluh bersaudara, tujuh diantaranya adalah perempuan. Terlebih orang yang paling berjasa atas keberadaanku didunia ini adalah ibuku, yang notabene juga perempuan. Begitu besar arti perempuan dalam hidupku. Barangkali hidup anda juga, dan hidup orang-orang di luar sana.

Namun apakah artinya kesadaran itu semua jika aku sendiri telah melukai hati perempuan? Apakah cukup dengan dalih TIDAK SENGAJA? Tak adil kurasa. Perempuan ini begitu baik, tulus dan sangat menyayangiku. Kehadirannya sempat membuat duniaku yang semula abu-abu menjadi baru. Kehadirannya telah merajut protein-protein penyusun kulit di atas luka lamaku. Mengapa justru kini kucacah kembali kulit yang masih baru itu?
Membuatnya berdarah.

Aku sadar. Aku paham. Aku tau.
Semua berawal dari kesalahanku. Aku terlalu pengecut untuk menyadari bahwa aku masih mencintai, aku katakan disini bahwa aku serius, aku benar-benar masih mencintai, perempuanku yang dulu, perempuan yang jauh... lama.... telah menghuni ruang kosong di hatiku tanpa pernah ada yang menggantikannya walaupun perempuan itu telah pergi...
Aku terlalu naif dengan bahagia. Aku terlalu optimis bahwa kehadiranmu mampu membersihkan sisa-sisa reruntuhan kastil hati yang kubangun dengannya. Namun, ternyata kehadiranmu makin membuat kastil itu kokoh. Makin membuat kastil itu memancarkan warnanya. Makin membuat kastil itu tak terhancurkan..

Din,
maafkan aku...
mungkin benar kamu bilang bahwa aku hanya menganggapmu tempat pelarian untuk melupakannya. Namun percayalah, aku tak bermaksud seperti itu. Tak pernah terbesit dalam pikiranku akan melukai seorang perempuan. Bukankah perempuan ada untuk dicintai?
Katakanlah aku omong kosong jika itu membuatmu lebih baik.
Katakanlah aku hanya membual jika itu membuatmu lebih nyaman.
Namun mengapa pada akhirnya kau bilang bahwa kau MENGERTI perasaanku...?

semakin membuat rasa bersalah ini tumbuh subur...

Rind,
ternyata hati ini masih milikmu...
"jika waktu datang, dan kembali sampai kau tiada bertahan...
semua tak kan mampu mengubahku,
hanya kau yang berada di relungku...
Hanyalah dirimu, mampu membuatku jatuh dan mencinta,
Kau bukan hanya sekedar indah...
Kau Tak akan Terganti...."




LELAKI YANG PATAH

Tidak ada komentar: